JAKARTA - Dalam perkembangan industri pariwisata global, konsep sport tourism semakin menonjol sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan. Indonesia mulai memetakan peluang ini secara lebih serius, terutama melalui berbagai event olahraga yang memiliki basis penggemar luas dan potensi pengembangan destinasi yang kuat.
Menteri Pariwisata (Menpar) Widiyanti Putri Wardhana melihat bahwa Indonesia berada pada momentum tepat untuk menjadikan sport tourism bukan hanya sebagai tren sementara, tetapi sebagai kekuatan ekonomi baru yang berjangka panjang.
Widiyanti menyampaikan bahwa pengembangan wisata olahraga mengikuti pola yang sama seperti wisata alam dan budaya, yaitu dimulai dari pertanyaan mendasar tentang destinasi seperti apa yang ingin ditampilkan kepada dunia.
“Sama seperti pariwisata alam dan budaya, pengembangan sports tourism juga dimulai dari pertanyaan sederhana: destinasi olahraga mana yang ingin kita bangun dan tampilkan? Indonesia sebenarnya sudah punya modal besar. Tantangannya adalah bagaimana mengemasnya menjadi daya tarik wisata berkualitas sepanjang tahun,” ujar Widiyanti dalam Indonesia Sports Summit 2025 di Indonesia Arena GBK, Jakarta.
Sepak Bola dan Lari Jadi Motor Penggerak Wisata Olahraga
Dari beragam cabang olahraga, sepak bola menjadi salah satu yang disebut memiliki potensi terbesar. Widiyanti menegaskan hal tersebut berdasarkan tren global.
“Survei Expedia 2025 menunjukkan bahwa 36% wisatawan olahraga bepergian untuk sepak bola. Kita adalah salah satu pasar dengan basis penonton dan komunitas penggemar sepak bola terbesar di Asia,” ucapnya.
Sebagai benchmark, ia menyoroti Anfield Stadium di Inggris yang berhasil menjadikan klub, sejarah, dan stadion sebagai destinasi unggulan kelas dunia. “Anfield Stadium di Liverpool.
Stadion ini membuka stadium tour, museum, dan berbagai pengalaman berbasis storytelling klub. Hasilnya impresif, hampir 400 ribu kunjungan pada tahun 2024, masuk top 10% destinasi global versi TripAdvisor, dan dinobatkan sebagai UK's Best Landmark of 2024,” jelas Widiyanti.
Di Indonesia, langkah serupa mulai dirintis. Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) tengah dibahas untuk dikembangkan menjadi destinasi sport tourism bertaraf internasional. Pengembangan ini melibatkan Pemerintah Kota Bandung, DPRD Jawa Barat, hingga World Bank, menunjukkan keseriusan dalam membangun infrastruktur berkualitas.
Selain sepak bola, olahraga lari juga menjadi motor penggerak sport tourism melalui event berskala besar. Widiyanti mencontohkan bagaimana gaya hidup sehat masyarakat turut mendorong pertumbuhan segmen ini.
“Hasil survei Nielsen tahun 2025 menemukan 86% masyarakat Indonesia kini proaktif menjaga kesehatan, jauh di atas rata-rata global,” ungkapnya.
Tren tersebut tercermin dalam tingginya partisipasi pada ajang lari tahunan. “Pocari Sweat Run di Lombok, menarik 9.000 peserta, di mana 70% datang dari luar Lombok. Event ini menghasilkan dampak ekonomi sebesar Rp85,5 miliar,” jelasnya.
Pentingnya Konsistensi Event dalam Menggerakkan Ekonomi Daerah
Widiyanti menegaskan bahwa keberhasilan sport tourism tidak hanya ditentukan oleh satu atau dua event besar, tetapi oleh kesinambungan penyelenggaraannya.
“Event-event seperti ini harus menjadi rangkaian event yang berkelanjutan agar manfaat ekonominya dapat dirasakan terus-menerus,” ujarnya.
Ia mengambil Boston Marathon sebagai contoh terbaik dalam memadukan tradisi, strategi promosi, dan kalender event yang terencana dengan baik.
“Boston adalah kota yang berhasil mengembangkan calendar of events dengan sangat strategis. Rangkaian acara mampu menggerakkan wisatawan, 81% peserta datang dari luar negara bagian atau luar negeri dengan total 34 ribu pelari dan 500 ribu penonton, menciptakan 1.800 lapangan kerja dan US$228,2 juta dampak ekonominya,” jelas Widiyanti.
Tren global pun mendukung arah ini. Laporan American Express Global Trend Report menunjukkan bahwa wisatawan saat ini tidak sekadar mencari destinasi, tetapi event yang menjadi alasan utama mereka bepergian.
“American Express Global Trend Report menunjukkan bahwa 60% wisatawan kini merencanakan perjalanan berdasarkan event,” terangnya.
Roadmap Kolaboratif Jadi Kunci Kebangkitan Wisata Olahraga Nasional
Di tengah meningkatnya minat wisatawan terhadap aktivitas berbasis olahraga, Widiyanti mengajak pemerintah pusat, daerah, pelaku industri, investor, dan komunitas untuk membangun roadmap sport tourism Indonesia secara terpadu.
Ia menegaskan bahwa peluang besar ini hanya bisa diraih jika seluruh pihak bergerak bersama dalam menciptakan ekosistem wisata olahraga yang berkelanjutan.
“Indonesia ini memiliki peluang besar untuk menjadikan sports tourism sebagai mesin ekonomi baru. Saya mengajak pemerintah pusat dan daerah untuk sama-sama menyusun roadmap sports tourism dan pembangunan destinasi yang terintegrasi.
Sektor swasta dan investor untuk menjadi mitra strategis, dan juga komunitas untuk tetap menjadi energi yang menjaga semangat, partisipasi, dan kebanggaan masyarakat,” tutup Widiyanti.